Tuesday 1 September 2020

Sesulit ini ya untuk mencoba mencintai seseorang?

Inginku hanyalah sebatas menaruh hatiku kepada seseorang, menyebutkan namanya secara jelas di dalam setiap doa-doa yang kupanjatkan, tidak seperti sekarang yang seolah masih abu secara keseluruhan

Inginku menjadi penyejuk ketika kamu penat dengan semua pekerjaanmu, 

Ketika semua mengecewakanmu, rasanya ingin sekali bilang bahwa aku di sini, ada aku, pelukanku siap untuk menjadi oasismu

Inginku hanyalah menjadi teman berbicaramu ketika semua menghindarimu

Inginku hanyalah menjadi teman diskusimu, teman berbagi suka dan duka

Inginku sebatas menjadi seseorang yang mencintaimu dan dicintai olehmu

Inginku menjadi seperti Khadijah mencintai Muhammad, seperti Fatimah mencintai Ali.

Indah, cinta yang penuh dengan rida si Maha Cinta 


Semoga ya, 

dariku yang membawa namamu dalam doaku.

Pernah ada masanya aku sangat, sangat ingin tinggal di sebuah negara impian, sendiri
Hingga rasanya aku bisa menceritakan hari-hariku kepada orang-orang yang kukasihi
Ingin mencoba berbagai banyak hal, sehingga aku bisa berbagi kisahku kelak kepada keluarga kecilku, kepada suamiku, kepada anak-anakku. 
 
Berbagi cerita tentang kehidupanku sebelum bertemu dengan mereka, sebab aku ingin mereka menjadi saksi hidupku bahwa hidupku tidak melulu abu. 
 
Ingin juga kuceritakan kepada mereka bahwa aku pernah sejatuh itu dulu, ketika impianku ternyata harus tertunda entah berapa lama
 
 

Monday 24 August 2020

Kamu pernah bilang kalau kamu tidak menyukai kopi dan lebih menyukai teh, kan?

Hahaha aku pikir kita memang berjodoh, Sayang.
Sebab jauh sebelum berkenalan denganmu aku memang sempat mengikuti kelas khusus membuat teh.
 
Aku pernah jatuh cinta dengan racikan tehnya seseorang.
Dia juga yang pertama mengajariku cara membuatnya, rasanya berbeda dan, aku suka.
Apa mungkin karena aku meminumnya ketika ibukota sedang sendu?

Sejak saat itu aku seolah berjanji dengan diriku sendiri agar bisa menyajikan teh seenak itu untuk keluarga kecilku nanti. 
 
Kamu suka teh apa? Tolong beritahu aku, biar aku segera mempelajarinya untukmu. 
Sebab salah satu pemilik senyumku itu, ya kamu. 
 
Sebenarnya aku sudah tidak sabar untuk duduk berdua denganmu menikmati racikan teh dan kue buatanku sambil berdiskusi tentang penatnya kehidupan dan bahagianya aku menjadi pemilik hatimu. 

Aku penggemar peppermint tea.


Sunday 23 August 2020

Hai kamu semuku, tamuku!
Maaf ya, aku melanggar apa yang sudah kamu larang
 
Aku tau, kamu masih di sana
Hanya saja kamu yang belum tau bahwa aku masih membawamu dalam setiap doaku, dalam setiap sujudku
 
Semoga tidak ada kata lelah untuk kita ya
 
Kamu pasti bertanya-tanya, ini untuk siapa
Iya, ini untuk kamu yang sudah sejak awal bilang bahwa aku tidak boleh merindukanmu sebab itu hanya akan menyakiti diriku sendiri
 
Masih ingat kan aku pernah bilang kalau ke depannya kita semua masih abu-abu?
Kamu punya keinginan, aku punya keinginan tapi yang menciptakan kehidupan kita juga mempunyai keinginan
 
Tenang saja, aku masih dengan sangat ingin dan akan selalu membawamu dalam doa-doaku, aku mau menikungmu di sujud-sujud malam panjangku
Aku sudah minta izin kan saat itu dan kamu bilang terserah aku

Terima kasih ya, aku belajar banyak dari kamu
Terima kasih ya karena kamu aku jadi bisa bermesraan lagi dengan si Maha Cinta
 
Ternyata aku bisa juga merindukan si semu, tamuku, kamu
Inginku ya mencintaimu tapi aku harus minta izin dulu kepada si yang punya cinta, Rabbku

Mencintaimu dalam ridaNya itu lebih indah, lebih berharga sebab kamu juga berharga

Sampai jumpa di pertemuan yang sudah dirancang oleh si Maha Cinta.

Sunday 12 July 2020

Ternyata semenyakitkan itu ya dimarahi oleh orang yang kita hormati, terlebih orang itu juga salah satu orang yang kita sayangi.

Saturday 27 June 2020

Kamu, tamuku, duduklah dengan tenang sampai aku menyuguhkan teh kesukaanmu. Tak perlu kamu hiraukan degup jantungku yang tak beraturan itu. Kita sama-sama tahu, kamu itu semu.

Sunday 7 June 2020

Aku takut Tuhan marah karena aku seolah menolak semua yang sudah Tuhan siapkan. Aku juga takut ditertawakan, olehmu, seolah berkata, "Dulu, aku juga sesak nafas dibuatmu! Sekarang bagaimana rasanya, hm?"
Beberapa waktu lalu, momen hari raya seolah digunakan untuk menghubungi banyak orang yang seharusnya tidak perlu dihubungi lagi.

Bukan, bukan maksudku untuk memutuskan komunikasi.
Hanya saja, terkait beberapa hal... Kadang kita perlu meyakinkan diri untuk tidak perlu sakit lagi.

Dan pada akhirnya, untuk beberapa saat, aku terdiam menatap layar ponsel pintar, terkejut mungkin, karena ada pesan yang masuk. 

Pesan yang seolah menyatakan, "Hey! I am doing fine. How are you?" 
Terkutuklah semua pesan-pesan yang masuk seolah aku baik-baik saja.

Dear you,
Here I am, your Windy Dirmansyah.
Hi! Sudah lama rasanya tak bersua
Hampir lupa bagaimana rasanya bercengkrama
Tidak, bukan karena sibuk dengan pekerjaan
Hanya saja, ada beberapa hal yang memang terpaksa harus dialihkan,
memikirkanmu contohnya.

Menuliskanmu di sini, sama saja seperti mengingat kembali rasa sakit.

Tuesday 10 March 2020

Beberapa teman telah kuceritakan tentangmu,
tentangmu yang kuabaikan namun sekarang kuperhatikan
tentangmu yang dulu tak kuhiraukan sayangnya sekarang memenuhi pikiran
tentangmu yang dulu kusepelekan tetapi sekarang menjadi tujuan...

Mereka iba, juga tertawa
Mereka tertawa seraya berkata, "Sudah dong, Win! Ikhlasin ya! Mana senyumnya?"

Hidup itu seru ya...
seperti sedang di wahana permainan, yang memicu jantung juga mengeluarkan teriakan
kadang tertawa pun kadang membuat takut yang teramat dalam
sayangnya, wahana permainan tidak pernah membuatku menangis kesakitan.

Sunday 9 February 2020

Terima kasih masih terus bertahan. Berat memang tapi apa mau dikata, kehidupan akan tetap terus berlanjut, kan? Semangat ya!

Saturday 1 February 2020

"Aku rapatnya bakal lama, kalau mau pulang gpp. Aku nanti pulangnya naik kereta aja" ucapku.

"Gpp aku tunggu aja, mau lama pun gpp. Aku bawa laptop kok, aku kerjain tugasku di sini aja ya sekalian. Dah sana, temen-temen kamu udah nungguin itu" balasnya.

"Aku duduknya di sebelah sana ya, kabarin aku kalau udah selesai" lanjutnya.
Aku pernah menyesal bahkan sampai sekarang, tapi kalau penyesalanku berlanjut, aku tahu artinya aku telah tidak setuju dengan jalan yang diberikan Tuhanku.

Aku menyesal pernah mengabaikan seseorang. Menyepelekan perhatiannya seseorang. 
Rahasia ini biar aku, kamu dan Tuhan yang tahu ya. Selebihnya jangan, aku khawatir akan ditertawakan oleh sekitar. 

Sampai pada titik, aku menyadari bahwa memang dia yang ada, saat itu juga aku dihadapkan bahwa bukan aku, bukan aku jalan yang diberikan Tuhan untuknya.